Pontianak Waspada Begal

Akhir tahun 2016 ini Pontianak rawan begal. Sudah beberapa korban yang kehilangan harta dan mengalami cedera. Kegiatan sadis ini sangat meresahkan warga Pontianak. Warga takut keluar rumah sendiri baik siang maupun malam.


Tempat begal beraksi di jalanan Pontianak, yaitu Jl. Reformasi, Jl. Suprapto, Gg Beringin, Jl. Pahlawan, Jl. Kom Yos Sudarso, Jl. Wolter Monginsidi, Jl. Parit Bangseng Siantan, Depan Diklat Jl. Johan Idrus, Jl. Gusti Hamzah, Jl. Tani Makmur, SPBU Kodam Jl. Alianyang Kubu Raya, Jl. Pak benceng, Jl. Sulawesi dan A R Saleh (BLKI). Tempat tersebut merupakan info polresta Pontianak dilansir pontianak.tribunnews.com. Tempat begal melakukan aksi merupakan wilayah sepi dan gelap yang jarang dilalui.

Korban sasaran pelaku pada umumnya perempuan dari usia belasan hingga empat puluhan. Perempuan diharapkan waspada jika berpergian baik seorang diri maupun berdua. Perempuan sebaiknya jangan menggunakan perhiasan berlebihan, jangan menggunakan handphone saat berkendaraan, dan jangan memakai pakaian seksi.

Bukan hanya perempuan yang menjadi korban begal, lelaki pun bisa menjadi sasaran komplotan begal. Begal menjebak korban laki-laki dengan seorang perempuan cantik dan melakukan penganiayaan.

Begal yang berjumlah 2 hingga 4 orang ini tak mengenal waktu untuk mencari korban. Kejadian begal selama November dan Desember terjadi di waktu siang, sore, malam, dan subuh hari.

Pihak berwajib telah bekerja mencari dan membekuk pelaku begal yang selama ini meresahkan warga. Polisi juga telah melakukan razia dan patroli di tempat-tempat rawan. Polisi seharusnya menginfokan tempat rawan tindak kejahatan pada warga serta melakukan patroli secara berkala.

Saya sebagai warga yang berdomisili di Pontianak berharap pihak berwajib dapat menangkap pelaku dan diberi sanksi tegas sehingga kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Saya mengharapkan kondisi Pontianak yang aman dan tentram.

Beberapa inisiatif dilakukan masyarakat untuk menghilangkan begal di Pontianak, satu di antaranya membawa senjata tajam untuk menjaga diri dan melumpuhkan begal. Beberapa warga memberikan tanggapan persetujuan dan penolakan. Warga banyak melakukan penolakan membawa senjata tajam karena dilarang hukum dan membahayakan diri.

Saya pribadi menyarankan sebaiknya tidak membawa senjata tajam karena membahayakan diri sendiri. Saya setuju dengan saran Mardiansyah, jika hendak keluar rumah hendaknya membawa pasir kering. Saat pelaku begal ingin mengancam dan melukai, korban melemparkan pasir ke wajah pelaku, lebih tepat ke mata.

Fenomena begal ini menjadikan warga waspada saat berpergian dan dalam kondisi apapun, termasuk terhadap sesuatu yang mencurigakan. Warga pun harus saling membantu dan peduli antar sesama jika terjadi tindakan begal.

Terima kasih telah berkunjung di laman asmirizani.com. Saya menantikan pendapat Anda di kolom komentar. Bagikan tulisan ini di media sosila Anda. Semoga bermanfaat. Salam

Share on Google Plus

About Asmirizani

Lelaki biasa yang sedang belajar mengeja hidup. Membaca, menulis, dan belajar tiada henti ditemani secangkir kopi jahe,

3 komentar:

  1. eakkkk, berite ini di page one google

    BalasHapus
  2. Of course, not only women who become victims of begal, men can also be targeted by begal plotters. The gender does not play a role at all.

    BalasHapus