Menahan Diri Menyebarkan Berita Palsu

Oleh Tita Oktavia

asmirizani.com , Menahan Diri Menyebarkan Berita PalsuTeknologi sangat banyak memberikan dampak positif dan dampak negatif dalam kehidupan manusia. Tidak dipungkiri dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang, membuat masyarakat dengan sangat mudah mendapatkan informasi dari berbagai sumber terutama melalui media sosial. Tak jarang juga banyak tersebar berita palsu di media sosial yang menjadi viral.

http://www.asmirizani.com/2017/07/menahan-diri-menyebarkan-berita-palsu.html

Dalam hal ini media sosial sangat berpengaruh besar sebagai sarana penyebaran informasi palsu ataupun fakta. Dengan jumlah pengguna media sosial yang semakin bertambah dan perilaku masyarakat Indonesia yang sering membagikan tautan. Membagikan berita yang telah mereka baca membuat beragam berita palsu / fakta dengan sangat mudah dan cepat tersebar luas.

Ditambah dengan sikap individu masyarakat Indonesia yang sangat senang memviralkan suatu peristiwa yang sedang hangat diperbincangkan menjadi salah satu faktor pemicu berita semakin cepat sampai ke masyarakat umum.

Namun muncul tantangan baru, dengan banyaknya informasi yang beredar tidak sedikit dari informasi tersebut tidak jelas kebenarannya dan diantaranya tidak sesuai dengan fakta atau pun realita yang terjadi. Saat ini untuk menilai sebuah berita itu asli atau tidaknya perlu ketelitian dari setiap pembaca.

Mudahnya mengakses informasi cenderung dimanfaatkan oleh sebagian pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab. Pihak tertentu menebarkan berita palsu dengan tujuan membuat kondisi kacau dan mengambil keuntungan. Jika tidak berhati-hati, pembaca bisa saja termakan tipuan berita palsu atau bahkan ikut serta menyebarkan informasi palsu.

Berita palsu menjadi permasalahan utama diberbagai belahan dunia. Kini berita palsu tidak hanya mengenai informasi seputar kesehatan dan investasi saja, tetapi bahkan merambah ke dunia politik dan juga agama. Topik tentang politik dan agama menjadi paling banyak dan sering dimunculkan dalam berita-berita palsu, bahkan tak sedikit dari berita tersebut yang mengandung unsur provokasi.

Berita palsu dan provokasi ini ditakutkan akan memberikan dampak negatif yang besar bagi siapa saja yang menerimanya. Konten berita palsu pada umumnya bersifat hasut dan fitnah yang ditujukan untuk mempengaruhi emosi dan psikologi masyarakat, sehingga dapat menyulutkan kemarahan dan kebencian bahkan tidak jarang sampai menimbulkan konflik.

Dikhawatirkan jika masyarakat sampai terjebak dan terhasut, maka kestabilan ekonomi, politik dan bahkan kententraman umat beragama di Indonesia akan terancam dan terganggu.

Sebagai contoh, beragam berita palsu banyak bermunculan pada saat masa pilkada DKI Jakarta 2016. Banyak berita yang bertujuan untuk menjatuhkan citra dari salah satu pasangan calon gubernur. Hal ini dilatarbelakangi karena adanya persaingan antar pendukung calon gubernur yang maju dalam pilkada.

Permasalahan yang paling banyak menarik sorotan publik adalah ketika salah satu kandidat calon gubernur DKI Jakarta Basuki Thjaja Purnama alias Ahok tersandung dalam kasus penistaan agama. Keadaan ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu yang dengan sengaja menyebarkan beita palsu berbau provokatif sehingga sempat menimbulkan ketegangan dan meruncingnya hubungan antar umat beragama di Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri, peran aktif masyarakat dalam menggunakan sosial media menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penyebaran berita palsu dan provokasi. Oleh karena itu, tetaplah bijak dalam menggunakan internet. Semakin mudahnya mengakses internet dan media sosial maka semakin banyak informasi yang harus benar-benar disaring.

Kita sebagai masayarakat dihimbau untuk cerdas dalam menyikapi informasi yang saat ini banyak beredar di media sosial. Jangan mudah percaya terhadap semua berita atau kabar yang sudah dibaca.

Sebaiknya kita sebagai penerima informasi lebih selektif dan teliti untuk memeriksa kembali kebenaran suatu berita. Kita tidak hanya mempercayai dari salah satu sumber yang telah dibaca.
Kita bisa terlebih dahulu membandingkan dengan sumber lainnya yang lebih terpercaya. Tidak lupa juga untuk selalu menahan diri dan tidak mudah terpancing oleh berita palsu dan provokasi yang belum tentu kebenarannya.

Terima kasih sudah membaca artikel berjudul Menahan Diri Menyebarkan Berita Palsu. Tanggapan pembaca kami tunggu di kolom komentar. Sering berkunjung ke laman asmirizani.com. Salam.
Share on Google Plus

About Asmirizani

Lelaki biasa yang sedang belajar mengeja hidup. Membaca, menulis, dan belajar tiada henti ditemani secangkir kopi jahe,

3 komentar:

  1. Memang sebagai netizen ada baiknya kita menahan diri untuk tidak menyebarkan HOAX

    BalasHapus
  2. To my mind, false news is one of the biggest problems nowadays. Unfortunately, I don't believe that this problem will ever be solved.

    BalasHapus
  3. Berita palsu memang menyebalkan. Supaya bisa menahan diri di level yang dewa banget, mungkin butuh literasi informasi yang cukup. Banyak membaca memang baik, tetapi juga diimbangi kemampuan filter informasi bukan?

    BalasHapus