Tunda Hari Raya


Lebaran yang ditunggu-tunggu umat islam secara umum pada tahun ini sedikit mengecewakan. Bagaimana tidak, lebaran yang diprediksi jatuh tepat hari ini (Selasa, 30 agustus 2011) ternyata diundur pada hari Rabu. Penetapan 1 Syawal jatuh pada hari Rabu karena berdasarkan pantauan, bulan tidak tampak pada Senin malam. Masyarakat muslimin heboh pada Senin malam, takbir-takbir tidak berkumandang, kemeriahan tidak terasa menyambut lebaran pada malam ini. Masyarakat terpana pada layar televisi untuk mendengarkan pengumuman jatuhnya 1 Syawal dari musyawarah mufakat yang dipimpin menteri agama.

Ibu-ibu riuh setelah mendengarkan keputusan akhir sidang itsbat ditelevisi. Ketupat masak siap santap, keadaan rumah sudah siap kunjung, kue siap makan, baju barupun siap pakai menghiasi lebaran hari ini. Kini tertunda.

Dari tahun-tahun sebelumnya belum pernah terjadi penundaan hari lebaran. Tahun ini merupakan bonus bagi sebagian kaum muslimin melaksanakan ibadah puasa yang bertambah satu hari. Sehingga kaum muslimin melaksanakan ibadah puasa selama 30 hari. Banyak sebagian yang meragukan bahwa puasa pada tanggal 30 takutnya bertepatan pada tanggal 1 Syawal. Berdasarkan kalender-kalender Hijriah yang beredar di masyarakat, kaum muslimin mulai melaksanakan puasa pada tanggal 1 Agustus 2011. Dikahwatirkan saat menentukan awal puasa dengan konsep hisab dan rukyat pada tahun ini dianggap terjadi kekeliruan, karena jatuhnya tanggal 1 Syawal diundur satu hari. Sehingga tanggal 1 Ramadhan 1432 H seharusnya tanggal 2 Agustus 2011 M.

Kementerian agama di Jakarta melakukan rapat (sidang itsbat) mendadak untuk memutuskan hari jatuhnya 1 Syawal. Hasil dari rapat yang sudah terlalu malam mendapatkan mufakat bahwa 1 Syawal jatuhnya pada hari Rabu. Berdasarkan rapat itu, menteri agama mempertanyakan kesetujuan pada para anggota rapat bahwa 1 Syawal jatuhnya pada hari Rabu. Persetujan dari anggota rapat membuat menteri agama mengambil keputusan lebaran jatuh pada hari Rabu dan shalat Idul Fitri dilaksanakan pada hari Rabu. Keputusan menteri agama dalam sidang penjatuhan 1 Syawal, disambut baik oleh utusan Muhammadiyah bahwa jatuhnya 1 Syawal hari Rabu. Tetapi Muhammadiyah meminta izin untuk melaksanakan shalat Idul Fitri pada hari Selasa.

Kementerian agama tidak memberikan pengumuman untuk melaksanakan tarawih dan melaksanakan puasa pada hari Selasa. Sehingga sebagian kaum muslimin pada malam itu tidak banyak yang melaksanakan shalat tarawih seperti malam-malam Ramadhan. Bahkan sebagian kaum muslimin tidak berpuasa pada esok harinya.

Sebagian kaum muslimin yang menganut paham tertentu sudah ada yang melaksanakan shalat Idul Fitri pada hari Senin dan hari ini (Selasa). Walaupun ada perbedaan dalam pendapat penentuan jatuhnya 1 Syawal, umat muslim tidak mengalami perpecahan.

Tidak terjadi permasalahan jika melaksanakan lebaran pada hari Selasa maupun hari Rabu. Jika yakin 1 Syawal masuk pada hari ini (Selasa) maka lakukanlah shalat idul fitri. Dan jika ada yang yakin 1 Syawal jatuh pada hari Rabu maka shalat Idul Fitri dan bersilaturahmi.

Dan kita tidak tahu apakah bulan akan nampak pada malam Rabu sebagai tanda pemastian masuknya bulan Syawal. Ataukah menunggu keputusan dari menteri agama kapan dimulainya 1 syawal. (zn)
Share on Google Plus

About Asmirizani

Lelaki biasa yang sedang belajar mengeja hidup. Membaca, menulis, dan belajar tiada henti ditemani secangkir kopi jahe,

0 komentar:

Posting Komentar